Pejabat Hamas dan Israel mengatakan perundingan damai Gaza telah dilanjutkan di Mesir, setelah mediator dari Qatar dan Amerika Serikat menangguhkannya bulan lalu.
Pejabat politik Hamas Bassem Naim, Kamis (5/12) mengatakan kepada The Associated Press bahwa upaya untuk mengakhiri pertempuran telah “kembali diaktifkan” dalam beberapa hari terakhir, untuk membebaskan para sandera dari Gaza dan membebaskan para tahanan Palestina di Israel. Sumber lain mengatakan kepada AP bahwa mediator Qatar telah kembali ke Mesir.
The Washington Post, Jumat (6/12) melaporkan para negosiator mengisyaratkan “upaya serius” untuk meraih kesepakatan gencatan senjata di Gaza. Menurut The Post, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dalam pertemuan di Malta, bahwa Israel melihat adanya peluang untuk melanjutkan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza dan berkomitmen untuk mengupayakannya.
Setelah pertemuan Kabinet Israel, Kamis malam (5/12), Channel 12 Israel mengutip pernyataan pejabat pemerintah yang menyatakan Qatar dan Mesir yakin, terkait serangkaian kondisi baru di kawasan tersebut, Hamas akan bersedia “memasuki diskusi yang dipercepat meskipun hanya kesepakatan parsial, dan bahkan jika Israel tidak menghentikan perang terlebih dahulu.”
Laporan mengatakan kesepakatan gencatan senjata tersebut akan mencakup pembebasan “kemanusiaan” bagi perempuan dan anak-anak serta sandera yang terluka. Pejabat Israel mengatakan, sebagai gantinya, Israel akan membebaskan ratusan tahanan Palestina yang ditahan di Israel. Laporan itu mengatakan delegasi senior Israel akan berangkat ke Kairo awal minggu depan, untuk membahas usulan baru tersebut.
Dataran Tinggi Golan
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Jumat (6/12), mengatakan pihaknya memperkuat pasukan udara dan darat di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel di Suriah dan telah siap menghadapi semua skenario.
Dalam sebuah pernyataan dari akun resminya di platform media sosial X, IDF mengatakan bahwa pihaknya “mengikuti perkembangan dan siap menghadapi apa pun dalam serangan dan pertahanan, tidak akan membiarkan ancaman di dekat perbatasan Israel, dan akan berupaya untuk menggagalkan ancaman apa pun terhadap warga Negara Israel.”
Video Reuters menunjukkan pasukan dan kendaraan militer ditempatkan di sepanjang perbatasan pada hari Jumat.
Serangan di perbatasan Suriah-Lebanon
Militer Israel, Jumat (6/12) juga mengatakan mereka melakukan serangan pada malam hari yang menarget “rute penyelundupan senjata” Hizbullah di perbatasan Suriah-Lebanon.
Media resmi di Lebanon dan Suriah melaporkan bahwa serangan udara tersebut membuat penyeberangan perbatasan Arida tidak dapat digunakan lagi, beberapa hari setelah dibuka kembali setelah diserang pada awal konflik.
Dalam sebuah pernyataan, IDF mengatakan angkatan udara Israel “melakukan serangan terhadap rute penyelundupan senjata dan lokasi infrastruktur teror yang terletak di dekat penyeberangan rezim Suriah di perbatasan Suriah-Lebanon.” Pernyataan tersebut menyertakan peta yang mengidentifikasi salah satu target sebagai penyeberangan Arida.
Pemimpin Hamas terbunuh
IDF juga melaporkan pada hari Jumat (6/12) bahwa mereka telah “menyingkirkan” kepala unit udara Hamas di Gaza, Nidal Al-Najar. Laporan tersebut mengatakan bahwa ia dihabisi dalam operasi gabungan “dan tepat” dengan Otoritas Keamanan Israel.
IDF mengatakan Al-Najar adalah salah satu dalang infiltrasi udara ke Israel pada tanggal 7 Oktober 2023, dan telah membantu memimpin serangan terhadap Israel dan IDF yang beroperasi di Gaza tengah selama perang, menggunakan peledak pada pesawat tanpa awak (drones) untuk menarget pasukan.
Militan Hamas menewaskan 1.200 orang dan menangkap sekitar 250 sandera dalam serangan teror mereka pada tanggal 7 Oktober di Israel yang memicu perang saat ini.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan sekitar 44.500 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut, tanpa membedakan antara kombatan dan warga sipil dalam penghitungannya.
Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya menetapkan Hamas dan Hizbullah sebagai kelompok teroris. [es/dw]
Natasha Mozgovaya dari Divisi Eurasia VOA berkontribusi untuk laporan ini. Beberapa informasi disediakan oleh The Associated Press dan Reuters.