Bologna datang ke San Siro dengan harapan membangun momentum jelang final Coppa Italia. Namun, pertandingan melawan AC Milan pada pekan ke-36 Serie A justru menjadi tamparan keras. Kemenangan yang sempat di depan mata akhirnya lenyap dalam waktu singkat.
Riccardo Orsolini membawa Bologna unggul lebih dulu lewat gol di menit ke-49. Akan tetapi, Milan mampu membalikkan keadaan lewat dua gol Santiago Gimenez dan satu dari Christian Pulisic. Kekalahan 1-3 ini menjadi sinyal bahaya jelang laga besar kontra Milan di kota Roma.
Pelatih Vincenzo Italiano tak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas performa anak asuhnya, terutama para pemain pengganti. Menurutnya, Bologna mengalami ‘blackout’ selama 15 menit yang tak bisa dia jelaskan.
Substitusi yang Tidak Memberi Dampak
Menurut Italiano, perubahan pemain menjadi titik balik pertandingan. “Biasanya pemain pengganti kami bisa mengubah permainan, tapi kali ini justru lawan yang melakukannya,” ujarnya kepada Sky Sport Italia, seperti dikutip Football Italia. Bologna kehilangan kendali dan gagal memanfaatkan peluang menambah keunggulan.
Dia menyoroti beberapa pemain yang diharapkan memberi kontribusi, tapi gagal. “Saya pikir kecepatan Cambiaghi dan umpan Aebischer bisa jadi pembeda. Castro memang direncanakan bermain 30 menit,” katanya. “Sayangnya, 15 menit itu merusak performa bagus secara keseluruhan.”
Kritik tajam juga diarahkan pada kesalahan individu di lini belakang. “Kami mengontrol pertandingan, tapi dua atau tiga situasi kami salah ambil keputusan. Itu jadi 15 menit terburuk yang saya lihat dari tim ini dalam waktu lama.”
Harapan dan Evaluasi Menjelang Final
Meski kecewa, Italiano melihat sisi positif dari kekalahan ini. “Rasa kecewa itu alami dan bagus. Artinya, kami akan mencoba tampil berbeda di hari Rabu,” ujarnya. “Kami akan menganalisis apa yang salah, yang semuanya terjadi di 15 menit terakhir dan injury time.”
Kekalahan ini memang datang di momen yang kurang ideal, tapi bukan tanpa pelajaran. Menurutnya, Milan memanfaatkan kualitas individu dan kelemahan Bologna dengan sangat efektif. “Milan punya kualitas luar biasa, dan jika diberi ruang, mereka akan menyakiti Anda,” ucapnya.
Kini perhatian tertuju ke Olimpico, di mana final Coppa Italia sudah menanti. Bologna akan kembali berhadapan dengan Milan, kali ini di tempat netral dan dengan motivasi sejarah.
Momen Bersejarah dan Tekad Menang
Bologna terakhir kali tampil di final Coppa Italia 51 tahun silam. Bagi Italiano, ini bukan hal baru, tapi kali ini ia ingin hasil berbeda. “Laga ini akan menjadi bagian dari sejarah klub,” katanya. “Kami menyimpan beberapa pemain agar tetap bugar, seperti Ferguson dan Miranda. Orsolini juga kami tarik di menit ke-60.”
Dia mengaku melihat timnya bermain sangat baik selama 70 menit sebelum semuanya berubah. “Final ini sangat penting. Kami sudah mencetak sejarah dengan mencapai titik ini dan kemenangan akan menjadi penyempurna.”
Musim 2025 dianggap penuh karakter dan intensitas oleh sang pelatih. “Kami tahu akan menghadapi tim hebat, jadi kami tidak boleh mengulangi kesalahan yang sama,” tegas Italiano. Dengan empat hari tersisa, Bologna masih punya waktu untuk memperbaiki semuanya.