Ilmuwan kembangkan bibit rumput laut yang adaptif dan tahan penyakit

Mataram – Sejumlah ilmuwan dari Indonesia, Malaysia, dan Filipina berkolaborasi mengembangkan bibit rumput laut berkualitas unggul yang tahan terhadap berbagai penyakit dan juga adaptif terhadap perubahan iklim.

Kepala Pusat Riset Bioindustri Laut dan Darat BRIN Fahrurozi saat ditemui di Mataram Nusa Tenggara Barat Rabu mengatakan, kualitas bibit yang ditanam menentukan seberapa besar produksi yang dihasilkan oleh para petani rumput laut.

“Bibit unggul rumput laut sedang kami usahakan, sehingga nanti kualitas bibit yang ditanam adalah bibit yang sesuai dengan perubahan yang saat ini terjadi,” ujarnya.

Fahrurozi menuturkan, riset kolaborasi itu sudah berlangsung selama dua tahun terakhir. Para ilmuwan memberikan perlakuan panas mulai dari 2, 5, sampai 10 derajat Celcius untuk mengetahui seberapa tahan bibit rumput laut terhadap kenaikan suhu air laut.

Perubahan iklim menurunkan produksi rumput laut antara 10 sampai 20 persen. Jenis bibit rumput laut yang sekarang diteliti merupakan jenis umum yang banyak dibudidayakan olah masyarakat, seperti Eucheuma cottonii maupun Eucheuma spinosum.

Menurut Fahrurozi, penyakit ice-ice dan perubahan iklim merupakan penyebab utama dari penurunan angka produksi rumput laut secara nasional.

“Bibit yang dikembangkan itu kami prediksi bisa menahan kenaikan suhu air laut antara 2 sampai 5 derajat Celcius,” ucapnya.

Lebih lanjut Fahrurozi menyampaikan bahwa bibit unggul yang sekarang dikembangkan masih dalam skala laboratorium, dan tahun ini ilmuwan BRIN mendapatkan pendanaan internal untuk menyelesaikan proyek riset tersebut.

Selain mengembangkan bibit rumput laut unggul bersama sejumlah ilmuwan luar negeri, BRIN secara internal sedang menggarap proyek untuk mengidentifikasi jenis dan spesies rumput laut di seluruh Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *