Pemberontak M23 adalah satu dari sekitar 100 kelompok bersenjata yang hendak menguasai Provinsi Kivu Utara, termasuk Goma, karena daerah ini kaya mineral yang sangat dibutuhkan oleh teknologi dunia.
Rwanda telah menerima lebih dari 1.200 pengungsi yang melarikan diri dari pertempuran di Goma, Kongo, antara pemberontak yang didukung Rwanda dan tentara Kongo.
Hal itu diungkap oleh pejabat pemerintah Rwanda di perbatasan.
Ratusan laki-laki, perempuan dan anak-anak terlihat berbondong-bonding melintasi perbatasan ke wilayah Rwanda, di Kota Gisenyi pada Selasa (28/1).
Tentara Rwanda mengawal pelintasan perbatasan, dan memeriksa para lelaki muda yang datang ke negara itu, apakah mereka membawa senjata.
Palang Merah Rwanda mencatat pengungsi ini serta memberi mereka makanan dan tempat berlindung.
Di antara pengungsi ini terdapat sekitar 120 tentara Kongo yang menyerahkan senjata mereka kepada pasukan Rwanda dekat perbatasan, kata para pejabat Rwanda.
Kebanyakan tentara itu tampak dalam kondisi baik dan mengatakan mereka memilih untuk menyerahkan senjata guna menghindari pertumpahan darah lebih jauh.
Pemberontak M23 yang didukung Rwanda mengatakan mereka telah menguasai Goma, sementara pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan adanya sejumlah mayat di jalan-jalan.
Pemberontak M23 adalah satu dari sekitar 100 kelompok bersenjata yang hendak menguasai provinsi Kivu Utara, termasuk Goma, karena daerah ini kaya mineral yang sangat dibutuhkan oleh teknologi dunia. [jm/uh]